Sabtu, 22 Juni 2013

Persuli Perdana

Pada hari Sabtu, (22/06/2013) Kelompok KK/KKT Kecamatan Umbulsari, mengadakan Persuli (Pertemuan Satu Minggu Sekali) perdana di Kantor kepala desa Paleran. Pertemuan ini diadakan oleh koordinator kecamatan, bang Wahid Agustian Hidayat guna memperbaiki fungsi dari masing-masing program kerja mahasiswa KK/KKT Universitas Jember.
Pertemuan Persuli di desa Paleran ini memang tidak dihadiri secara lengkap oleh anggota kelompok KK/KKT masing-masing desa, tetapi ada perwakilan dari semua desa di kecamatan Umbulsari. Imron Rusadi sebagai kordes Pringgowirawan, Rida, Le sebagai kordes Sukoreno, Arief Nur Hartanto sebagai kordes Tegalwangi, dan A Fihris sebagai kordes tuan rumah terasa cukup mewakilkan keberadaan anggota-anggotanya yang memang berhalangan hadir
Laporan dari setiap koordinator desa tidak terlepas dari permasalahan desa yang sedang terjadi seperti permasalahan sampah, pertanian, dan permasalahan kesehatan. Pada pertemuan perdana ini desa Paleran mengangkat permasalahan sampah yang memang sudah tidak terkendali. Sedangkan di desa Tegalwangi permasalahan yang diangkat adalah permasalahan sektor pertanian. Berbeda pula dengan desa Pringgowirawan dan Sukoreno yang mengangkat permasalahan kesehatan.
Satu minggu memang bukan waktu yang lama tetapi bukan pula waktu yang sangat singkat untuk memutuskan program kelompok kecamatan. Pada akhirnya, seluruh anggota dan pengurus KK/KKT kecamatan Umbulsari memutuskan mengangkat permasalahan sektor pertanian dan kesehatan dalam rancangan program unggulan kecamatan Umbulsari. We do the best and God do the rest, berusaha yang terbaik dan tuhan akan menyelesaikan sisanya. Mungkin sepotong kalimat tersebut dapat mewakili usaha tema-teman KK/KKT kecamatan Umbulsari.

Senin, 17 Juni 2013

Penerjunan



17 06 13, Tujuh Belas Juni Dua Ribu Tiga Belas, bakalan menjadi hari yang paling diingat oleh ‘nak-kanak KK/KKT gelombang II. Simplenya sih hari Senin, gimana-gimanao rasa penasaran ya’ tetep ada, walaupun sebenarnya masing-masing kelompok udah survey di desa masing-masing.

So, what you have in mind, kata “Penerjunan” pasti sebuah kegiatan extreme, karena imaginasi loe akan berkutat dengan keberadaan loe dipesawat terus dilempar tapi pake’ parasut. Nak’sastra sih punya dasarnya…, kata penerjunan berasal dari kata dasar terjun dengan suffix –an dan prefix –pe finally menjadi kata penerjunan. Yah’ kira-kira begitu lah.. ha..ha..ha..

Agenda pertama acara penerjunan lumayan mengesalkan. Karena dengan acara fomalitas tingkat tinggi pastinya untuk mahasiswa gak bakalan tahan, “Upacara”. Bla-bla-bla,… Selesai dengan sambutan Bapak Rektor, dan sebagainya-dan-sebagainya. Selesai acara pelepasan selesai, lalu masuk dah acara inti, ‘penerjunan’, walah… ternyato penerjunan itu bukan penerjunan yang dipikirkan tadi, “permasalahan istilah”, yeah, in linguistic we usually called this term as discourse, in simple way, the term is not disourse “Not make sense”. Atau we don’t have the same common ground, gitu sih katanya si –Clark. Okay, enough teorinya, selesaiiii.

Untuk awal berita, cukup sampai disini dulu ya…, Masih banya cerita yang akan dibagikan tentunya. So, stay tune aja bang dan mak brooow, … -+(bukan’e stay tune buat radio .ya?)+-… heah, what tepper’ dah..0) See ya’._